Kamis, 14 Februari 2008

Bekam menurut Pandangan Medis


Menurut kedokteran tradisional, bahwa dibawah kulit, otot maupun fascia terdapat suatu poin atau titik yang mempunyai sifat istimewa yaitu saling berhubungan membujur dan melintang membentuk jarring-jaring atau jala (meridian atau habl). Dengan adanya jala ini, maka terdapat hubungan tubuh bagian sebelah atas, bawah, dalam, luar, bagian kiri dan kanan, antara organ tubuh dengan jaringan bawah kulit, antara organ yang satu dengan yang lain, kaki dengan tangan, antara organ padat dengan organ berongga, dsb, sehingga membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dan dapat bereaksi secara serentak.
Teori ini dapat menjelaskan bahwa seorang yang sakit mata tidak perlu dibekam pada matanya, namun dapat dibekam didaerah kepala atau sekitar tekuknya.
Dunia kedokteran modern telah membuktikan pengobatan tersebut setelah dilakukan penelitian yang ternyata poin istemewa itu merupakan “motor point” pada perlekatan neuromuscular (neuromuscular attachments) yang mengandung banyak mitokondria, kaya pembuluh darah, mengandung tinggi mioglobin, sebagian besar selnya menggunakan metabolisme oksidatif, dan lebih banyak mengandung cell mast, kelenjar limfe, kapiler,venula, bundle dan pleksus saraf serta ujung saraf akhir, dibanding dengan daerah yang bukan poin istemewa.
Mereka membutktikan bahwa apabila dilakukan pembekaman pada satu poin, maka dikulit (kutis), jaringan bawah kulit (sub kutis), fascia dan ototnya akan terjadi kerusakan dari mast cell dan lain-lain. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa zat seperti serotin, histamine, bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketaui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi ditempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan terjadi perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing factors lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, corticotrophin dan corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel.
Sedangkan golongan histamine yang ditimbulkannya mempunyai manfaat dalam proses reparasi (perbaikan) sel dan jaringan yang rusak, serta memacu pembentukan reticulo endothelial cell, yang akan meninggikan daya resistensi (daya tahan) dan immunitas (kekebalan) tubuh. Sistem imun ini terjadi melalui pembentukan interleukin dari cell karena factor neural, peningkatan jumlah sel T karena peningkatan set-enkephalin, enkephalin dan endorphin yang merupakan mediator antara susunan saraf pusat dan system imun, substansi P yang mempunyai fungsi parasimpatis dan sistem imun, serta peranan kelenjar pituitary dan hypothalamus anterior yang memproduksi CRF.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa pembekaman dikulit akan menstimulasi kuat syarat permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spino thalamicus kearah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsangan lainnya akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi nyeri. Efek lainnya adalah dilatasi pembuluh darah kulit, dan peningkatan kerja jantung.
Pada system endokrin terjadi pengaruh pada sistem sentral melalui hypothalamus dan pituitari sehingga menghasilkan ACTH, TSH, FSH-LH, ADM. Sedangkan melalui system perifer langsung berefek pada organ untuk menghasilkan hormon-hormon insulin, thyroxin, adrenalin, corticotrophin, estrogen, progesteron, testosteron. Hormon-hormon inilah yang bekerja ditempat jauh dari yang dibekam.
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah dalam Thibbun Nabawi, bahwa pengobatan bekam harus dilakukan secara bersamaan dan terpadu dengan pemakaian bahan-bahan alami seperti madu, habbatus sauda’, istmid, kam’ah dan lainnya, disertai dengan dzikir maupun do’a disetia waktu dan setiap melakukan aktivitas, diikuti dengan do’a ruqyah syar’iyyah, serta mengamalkan ajaran Islam secara nyata.
Allohu a’lam bishshowaab.
Input from : Praktek Herbalis Ponorogo Jl. Kamajayya No.77 Suradikraman Ponorogo
Terapi : Konsultasi Kesehatan, Diagnosa Penyakit (Irridologi), Bekam / Cantuk, Pijat Refleksi, Akupressure, Chiropraxi (pembetulan tulang belakang, Obat Herbal (dari Tumbuhan), dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar