Senin, 07 April 2008

Pencarian Anak Balita akibat hanyut (ponorogo)

Sabtu, 22 Maret 2008 19:48 WIB
Pencarian Anak Balita yang Hanyut Dialihkan ke Bengawan Madiun
Reporter : Agustanto BP
(ivan / MI)
JAKARTA - MI
PONOROGO--MI: Pencarian bocah berumur dua tahun bernama Muh Ilyas, anak pasangan Syaiful, 27, dan Niken, 22, warga Jalan Jenar, Kelurahan Purbosuman, Kecamatan Kota, Kabupaten Ponorogo, dilanjutkan ke Dam Jati dan Dam Baben di Bengawan Madiun, Sabtu (22/3).
Ilyas dilaporkan hilang terseret banjir di selokan di depan rumahnya, oleh orang tuanya pada Kamis, 20/3) petang. Jajaran Polsek Kota Ponorogo dibantu oleh aparat Polres, Koramil dan Kodim setempat, serta aparat Pemkab Ponorogo pada Jumat (21/3) langsung melakukan pencarian.
Dengan alasan cuaca buruk karena hujan akan turun dan waktu sudah menjelang malam, pencarian dihentikan dan dilanjutkan Sabtu (22/3).
Tim pencari korban banjir di Ponorogo ini selain aparat kepolisian dan TNI serta aparat Pemkab Ponorogo, juga melibatkan tim SAR dari Universitas Muhammadiyah dan masyarakat setempat.
Kapolsekta Ponorogo, Ajun Komisaris Suwito kepada Media Indonesia, Sabtu (22/3) mengatakan mulai pukul 12.00 WIB pencarian digeser ke Bengawan Madiun, tepatnya di Dam Jati di Nguntoronadi dan
Dam Baben, Manguharjo.
"Soalnya, anak-anak sungai yang ada di Ponorogo semua bermuara ke Bengawan Madiun. Setelah sampai Dusun Danyang, Desa Sukorejo, Kecamatan Babadan anak-anak sungai Madiun masuk ke Bengawan Madiun. Itulah sebabnya, pencarian Ilyas kami lanjutkan ke Bengawan Madiun," katanya sambil menambahkan, namun sampai sore ini, korban belum ditemukan.
Tim pencari korban mulai melakukan pencarian sejak di selokan dekat rumah korban yaitu di sungai-sungai yang lewat di Desa Purbosuman, Patihan, Pakunden, Brotonegaran, Sungai Tempuran, Sungai Sekayu hingga sungai Pinggirsari.
"Korban tetap tidak bisa ditemukan. Kemudian tim digeser ke Bengawan Madiun," kata Suwito.
Sementara itu, sebanyak 12 keluarga yang terdiri atas 53 jiwa dan mendiami 25 rumah di Dusun Kedungbrubus, Desa Bulu, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun belum bisa pulang, karena rumahnya masih terendam banjir.
Warga yang belum sempat kembali ke rumah masing-masing pascabanjir 9 Maret lalu, tetap bertahan di tenda-tenda pengungsian yang didirikan oleh pemda setempat, karena banjir datang lagi pada dua hari berturut-turut, Kamis (20/3) dan Jumat (21/3).
Bripka Warni, petugas piket Polsek Pilangkenceng yang dihubungi Media Indoensia, Sabtu (22/3), mengatakan ketinggian air di Waduk Kedungbrubus mencapai 5,5 meter di pintu waduk. Sementara itu, air yang menggenangi rumah-rumah warga hingga kemarin masih mencapai 0,5 meter sampai satu meter.
"Para pengungsi yang terdiri atas 12 keluarga terpaksa tetap bertahan di tenda-tenda pengungsian," kata Warni. (AG/OL-03)
Sumber Media Indonesia.