Darah
manusia tersusun atas dua komponen utama yaitu:
- Plasma darah yaitu cairan tidak
berwarna dalam darah yang berfungsi mengangkut air, mineral, ion dan
sari-sari makanan ke seluruh jaringan tubuh.
- Sel darah yang terdiri dari sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah
(trombosit).
Dalam
masyarakat dikenal penyakit kurang darah yang biasa disebut dengan anemia.
Sebenarnya anemia bukanlah penyakit kurang darah. Definisi yang lebih tepat
adalah kurangnya (defisiensi) sel darah merah karena kadar hemoglobin yang
rendah dalam darah.
Jumlah rata - rata sel darah merah/mm³ pada laki-laki normal adalah 5.200.000, sedangkan pada wanita normal 4.700.000. Jika seseorang memiliki jumlah sel darah merah/mm³ kurang dari rata-rata jumlah normal, bisa dikatakan ia menderita anemia. Sel darah merah dibentuk di sumsum tulang. Dalam pembentukannya diperlukan vitamin B12 (sianokobalamin) dan asam folat.
Salah satu bagian yang menyusun sel darah merah adalah hemoglobin. Hemoglobin merupakan suatu struktur protein yang merupakan bagian dari sel darah merah dan yang menyebabkan warna merah pada darah. Hemoglobin bertugas mengikat oksigen dari paru-paru dan membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen semua jaringan tubuh.
Dalam pembentukan hemoglobin diperlukan zat besi. Zat besi merupakan salah satu komponen penyusun hemoglobin. Jika tubuh kekurangan zat besi (defisiensi zat besi), maka akan menghambat pembentukan hemoglobin yang berakibat pada terhambatnya pembentukan sel darah merah. Selanjutnya timbullah anemia akibat kekurangan zat besi yang disebut dengan anemia defisiensi zat besi.
Gejala-gejala orang yang mengalami anemia defisiensi zat besi:
Jumlah rata - rata sel darah merah/mm³ pada laki-laki normal adalah 5.200.000, sedangkan pada wanita normal 4.700.000. Jika seseorang memiliki jumlah sel darah merah/mm³ kurang dari rata-rata jumlah normal, bisa dikatakan ia menderita anemia. Sel darah merah dibentuk di sumsum tulang. Dalam pembentukannya diperlukan vitamin B12 (sianokobalamin) dan asam folat.
Salah satu bagian yang menyusun sel darah merah adalah hemoglobin. Hemoglobin merupakan suatu struktur protein yang merupakan bagian dari sel darah merah dan yang menyebabkan warna merah pada darah. Hemoglobin bertugas mengikat oksigen dari paru-paru dan membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen semua jaringan tubuh.
Dalam pembentukan hemoglobin diperlukan zat besi. Zat besi merupakan salah satu komponen penyusun hemoglobin. Jika tubuh kekurangan zat besi (defisiensi zat besi), maka akan menghambat pembentukan hemoglobin yang berakibat pada terhambatnya pembentukan sel darah merah. Selanjutnya timbullah anemia akibat kekurangan zat besi yang disebut dengan anemia defisiensi zat besi.
Gejala-gejala orang yang mengalami anemia defisiensi zat besi:
- kelelahan, lemah, pucat dan kurang
bergairah
- sakit kepala dan mudah marah
- tidak mampu berkonsentrasi dan
rentan terhadap infeksi
- pada anemia yang kronis
menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut
mulut, lidah lunak dan sulit menelan.
Secara
umum, anemia adalah salah satu akibat dari:
- kekurangan darah dalam jumlah
banyak kerusakan sel-sel darah merah
- kekurangan bahan dasar untuk
membuat sel darah merah seperti hemoglobin yang disebabkan oleh defisiensi
zat besi
- kegagalan sumsum tulang untuk
membuat sel darah merah dalam jumlah yang cukup besar.
Faktor-faktor
penyebab terjadinya anemia defisiensi zat besi adalah:
- Kurangnya zat besi dalam
makanan yang dikonsumsi
- Malabsorbsi zat besi (
penyerapan zat besi yang tidak optimal) akibat diare kronis, pembedahan
tertentu pada saluran pencernaan seperti lambung. Zat besi diabsorpsi dari
saluran pencernaan. Sebagian besar, zat besi diabsorpsi dari usus halus
bagian atas terutama duodenum. Bila terjadi gangguan saluran pencernaan,
maka absorpsi zat besi dari saluran pencernaan menjadi tidak optimal. Hal
itu menyebabkan kurangnya kadar zat besi dalam tubuh sehingga pembentukan
sel darah merah terhambat.
- Kehilangan darah yang
disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang berat, luka, kanker dan
perdarahan gastrointestinal akibat induksi obat. Kehilangan banyak darah
tersebut menyebabkan terkurasnya cadangan zat besi dalam tubuh sehingga
pembentukan sel darah merah terganggu.
- Kehamilan
Suplai zat besi ibu dialihkan ke janin untuk pembentukan sel darah merah janin. Hal itu menyebabkan ibu tersebut kekurangan zat besi. Pemeriksaan terhadap anemia defisiensi zat besi dilakukan dengan tes darah dan studi sumsum tulang. Bahan-bahan yang diperoleh dari alam dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh. Bagi penderita anemia defisiensi zat besi, sebaiknyai: - Mengkonsumsi makanan yang kaya
akan zat besi seperti bayam, dan lain-lain
- Mengkonsumsi makanan yang kaya
akan vitamin C ( asam askorbat) seperti jeruk, tomat, mangga dan
lain-lain, sebab asam askorbat dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
Pengobatan
untuk penderita anemia defisiensi zat besi:
- 60 gram daun bayam merah
direbus dengan air secukupnya. Selanjutnya ditambahkan satu kuning telur
ayam kampung. Ramuan tersebut dapat dimakan.
- 100 gram kacang hijau + 10
butir angco direbus/ditim + 30 gram kismis, direbus hingga menjadi bubur
cair, kemudian dimakan.
- 30 gram daun kacang panjang +
30 gram daun bayam duri + 25 gram lempuyang wangi, dicuci dan diblender
dengan 100 cc air, disaring, airnya diminum.
- 30-50 buah buni yang matang +
20 buah murbei + 20 gram kunyit, diblender dengan menambahkan 100 cc air,
tambahkan 1 sendok makan madu lalu diminum.
Catatan :
- Pilih satu resep dan lakukan secara teratur
- Untuk perebusan gunakan periuk tanah, panci enamel, atau panci kaca.
- Pilih satu resep dan lakukan secara teratur
- Untuk perebusan gunakan periuk tanah, panci enamel, atau panci kaca.
Sumber : Hembing à cybermed.cbn.net.id
tulisan yang bagus dan bermanfaat sekali....terimakasih untuk postingannya!
BalasHapus