Rabu, 10 Oktober 2012

Manfaat Thuma’ninah dalam Shalat




Imam Al-Ghazali mengibaratkan gerakan dan bacaan dalam shalat itu seperti jasad, sedangkan khusyu’ dan thuma’ninah adalah ruhnya. Masih banyak para mushallin yang ‘berjasad’ baik, bahkan sempurna tanpa cacat, namun tak memiliki ‘ruh’. Akhirnya, shalatnya hanya sebatas ritual, bukan sumber spiritual.

Mencermati berbagai permasalahan seputar gerakan shalat. Ada banyak ilmu yang perlu digali lebih dalam agar tidak terjadi kesalahpahaman antar pihak. Banyak ulama yang saling membenarkan pendapatnya, padahal belum tentu apa yang dia putuskan memang benar. Akan lebih baik jika kita bersama mempelajari secara lebih mendetail tentang keutamaan thuma’ninah dalam shalat.

Thuma’ninah adalah diam beberapa saat setelah tenangnya anggota-anggota badan, para Ulama memberi batasan minimal dengan lama waktu yang diperlukan ketika membaca tasbih.

Dalam surat al- Maa’uun ayat 4-5 Allah berfirman, “Maka, kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya.”

Diriwayatkan, tafsir dari ayat di atas adalah orang yang mengerjakan shalat secepat kilat, tanpa menyempurnakan rukuk dan sujudnya.

Diriwayatkan dari Abu  Hurairah: Rasulullah Saw masuk ke dalam masjid dan seseorang mengikutinya. Orang itu mengerjakan shalat kemudian menemui Nabi Saw dan mengucapkan salam. Nabi Saw membalas salamnya dan  berkata, “Kembalilah dan shalatlah karena kau belum shalat”. Orang mengerjakan shalat dengan cara sebelumnya, kemudian menemui dan mengucapkan salam kepada Nabi Saw. Beliau pun kembali berkata, “Kembalilah dan shalatlah karena kau belum shalat”. Hal itu terjadi tiga kali. Orang itu berkata, “Demi  Dia  yang mengutus engkau dengan kebenaran, aku tidak dapat mengerjakan shalat dengan cara yang lebih baik selain cara ini. Ajarilah aku bagaimana cara shalat”. Nabi Saw bersabda, “Ketika kau berdiri untuk shalat, ucapkan takbir lalu bacalah (surah) dari Al-Qur’an kemudian rukuklah hingga kau merasa tenang (thuma’ninah). Kemudian angkatlah kepalamu dan berdiri lurus, lalu sujudlah hingga kau merasa tenang selama sujudmu, kemudian duduklah dengan tenang, dan kerjakanlah hal yang sama dalam setiap shalatmu“.  (H.R  Al-Bukhari).
Di antara gerakan dalam shalat, berikan waktu sejenak (tinggalkan aktifitas jasmani/ jasad) agar ada kesempatan ruhNya dapat  mi’raj, bertemu dan terhubung (wushul) kepada Allah.

Dalam hadits di atas ketenangan atau thuma’ninah terdapat pada tiap-tiap gerakan shalat yaitu dalam berdirinya, dalam ruku-nya dalam I’tidalnya, dalam sujudnya, dalam duduk di antara dua sujud dan dalam tahyatnya, sesuai dengan perkataan Rasulullah: tsumaf'al dzalika fii sholatika kullaha (kemudian kerjakanlah hal itu di dalam seluruh shalatmu).

Lamanya Gerakan Shalat
Gerakan shalat yang lama bukan dikarenakan kita lupa atau bacaan shalat, atau lupa gerakan shalat berikutnya.
Gerakan shalat seperti ini biasanya sama dengan yang dilakukan Rasulullah biasanya, yaitu denganthuma’ninah.
Dari Bukhari dan Muslim meriwayatkan seberapa lama Nabi SAW melakukan thuma’ninah. "Sesungguhnya Anas pernah berkata: “Sungguh aku tidak kuasa Shalat dengan kamu sebagaimana aku pernah melihat Rasulullah SAW. Shalat dengan kami, yaitu apabila mengangkat kepalanya dari ruku’ beliau berdiri tegak dan diam sehingga orang-orang menduga bahwa beliau lupa, dan apabila mengangkat kepalanya dari sujud, beliau diam sampai orang-orang menduga bahwa beliau lupa. (HR. Bukhari dan Muslim).
Bacaan Shalat Tidak Menentukan Lamanya Suatu Gerakan
Banyak orang mengira bahwa panjangnya satu gerakan shalat sesuai dengan lamanya membaca doa ketika shalat, padahal Rasulullah mengajarkan: “Adalah bagi Rasulullah SAW. dua kali terdiam tidak menyebut apa-apa yaitu terdiam ketika membuka Shalat (Iftitah) dan terdiam ketika selesai membaca Al Fatihah”.
Jadi jika kita selesai membaca bacaan shalat tidak harus tergesa-gesa melanjutkan gerakan, tapi boleh terdiam untuk menyempurnakan thuma’ninah kita. Bergerak setelah tenang terlebih dahulu.
Namun, di balik hal umum yang kita ketahui mengenai shalat sendiri, ternyata Allah swt menyematkan kandungan yang luar biasa di balik syariat gerakan-gerakan shalat itu sendiri. Berikut  rahasia di balik gerakan shalat jika dilakukan dengan khusyu’ dan thuma’ninah.

1. TAKBIRATUL IHRAM
Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfa) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke s! eluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

2. RUKUK
Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

3. I’TIDAL
Itidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

4. SUJUD
Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Gerakan sujud dalam shalat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi(ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof . Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya.
Dengan kata lain, sujud yang thuma’ninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard University , AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

5. DUDUK (Di antara 2 Sujud, dan Duduk Tahiyat awal/akhir)
Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

6. SALAM
Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah. Beribadah secara khusyu’ dan thuma’ninah bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar dan dalam.
Subhanallah. Betapa besar kuasa Allah yang selalu memberikan yang terbaik untuk umatnya. Lalu, sudah sepantasnyalah kita melakukan yang terbaik untuk-Nya. Dengan cara, melakukan shalat dengan khusyu’ dan thuma’ninah. Selain menambah iman, keyakinan, dan ketaqwaan kita, jasmani kita pun akan merasakan manfaat penuh berkah.  

sumber : www.muzakki.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar