Selasa, 27 Mei 2008

Bekam Usir Penyakit Dikira Sihir

Oleh Kompas Cyber Media

Terapi bekam yang tumbuh dan populer di Tanah Arab kini mulai ter-lihat marak di negeri kita. Dikhasiatkan mengusir segala jenis penyakit jas-maniah maupun rohaniah.
Apa saja yang perlu diperhatikan sebelum kita menjalani terapi bekam ?
Titik-titik darah berwarna merah kehitaman mulai muncul di leher tepat di belakang cuping aktor Henky Tornando. Perlahan-lahan cairan yang terlihat agak berbuih itu semakin banyak keluar, hingga hampir memenuhi mangkuk bekam. Meski berdarah-darah begitu, ekspresi Henky yang tiduran tertelungkup terlihat rileks saja.
Tak sampai 10 menit kemudian mangkuk-mangkuk dilepas. Darah yang tertinggal di kulit diseka menggunakan kapas. "Rasanya, tubuh jadi ringan. Pusing dan pegal tidak pernah kumat," kata Henky yang mulai mengenal bekam sejak dua tahun lalu. Pembawa acara televisi Ferdi Hasan yang pernah sekali merasakan terapi ini memberi kesaksian serupa. "Khasiatnya instan, badan langsung terasa enteng."
Henky maupun Ferdi telah meyakini manfaat bekam, sebuah terapi untuk mengeluarkan "darah kotor" dari tubuh guna mengusir berbagai keluhan penyakit atau sekadar menjaga kesehatan tubuh. Terapi tradisional ala Timur Tengah ini sudah populer sejak berabad-abad lalu, bahkan dianjurkan oleh Nabi Muhammad kepada para pengikutnya.
Sepintas, bekam terdengar menyeramkan, karena berbau-bau "darah". Padahal kenyataannya tidaklah seseram itu. Bekam mengambil darah di dermis (kulit jangat) dan bukan pada pembuluh darah. "Jumlahnya sedikit sekali, seperempat liter saja tidak ada," jelas Ustad La Ode Aly Abi Ilahy, terapis bekam dari Rumah Sehat Herba Care di kawasan Tegal Parang, Jakarta Selatan.
Pengambilan darah dilakukan menggunakan alat berbentuk mangkuk (cupping set) yang ditempelkan pada kulit. Bagian tubuh yang merupakan titik bekam terlebih dulu "dilukai" memakai jarum lancet atau bisa juga pisau cukur (silet). Dengan pompa pengisap, udara di mangkuk kemudian disedot perlahan-lahan. Akibat perbedaan tekanan udara, kulit akan terangkat dan darah merembes keluar.
Tiga titik utama
Meski dimulai sejak zaman Mesir Kuno, bahkan kemudian berkembang di banyak negara (termasuk Cina), bekam yang kini dipraktikkan di Indonesia begitu kental dengan nilai-nilai Islam.
Terapi yang dalam bahasa Arab disebut hijamah ini telah disesuaikan dengan sunah Nabi Muhammad. Tak heran, para terapis umumnya berasal dari pondok-pondok pesantren.
Nuansa Islami terlihat dari pemilihan titik bekam, yang sepintas mirip titik-titik akupuntur. Aslinya, bekam mengenal lebih dari 350 titik di seluruh tubuh. Namun, dalam praktik Aly mengutamakan 12 titik, seperti anjuran Nabi Muhammad, yang terletak di seputar kepala, leher, pinggang, dada, dan kaki. Dari situ terdapat tiga titik utama yaitu ummu mughits dan dua titik qumahduah.
Ummu mughits yang berada di atas kepala merupakan titik utama bekam, yang sekaligus merupakan pertemuan ratusan titik dari seluruh tubuh.
Lewat titik ini saja bisa disembuhkan bermacam penyakit pada bagian atas tubuh, seperti vertigo, polip, gangguan saraf telinga, penyakit kulit, depresi, sampai gangguan ilmu hitam atau sihir.
Sedangkan qumahduah terletak di leher bagian belakang, tepatnya antara rambut dan cuping telinga, baik kanan maupun kiri. Titik qumahduah dan ummu mughits itu titik utama yang selalu digarap dalam sebuah terapi, ditambah sejumlah titik-titik lain sesuai keluhan pasien.
"Sejauh ini saya banyak mengobati utamanya lewat tiga titik itu saja dan ratusan pasien merasakan kesembuhan," terang terapis yang berpraktik sejak 10 tahun lalu. Prinsipnya, tak ada bagian tubuh yang tidak bisa dibekam. Bahkan termasuk di bagian kemaluan sekalipun.
Tidak terasa sakit
Proses terapi dimulai dengan membersihkan kulit pasien pada bagian yang hendak dibekam dengan cairan antiseptik seperti alkohol.
Jika kebetulan terdapat rambut atau bulu, maka akan dibersihkan dulu dengan cara dikerok. "Jika dibekamnya di atas kepala, ya terpaksa pitak dulu," jelas Aly sambil tersenyum.
Setelah kulit bersih, mangkuk bekam ditaruh dan dipompa untuk mengosongkan udara di dalamnya. Pemompaan dilakukan sesuai daya tahan pasien. Di sini pasien akan merasa sedikit pegal dan kulit pun berwarna merah kehitaman. Setelah kira-kira 10 menit, mangkuk dilepas dan kulit akan terasa menebal.
Tepat di atas kulit yang menebal dilakukan penusukan menggunakan jarum atau bisa juga disayat dengan pisau cukur. Tusukan berkali-kali ini tidak keras. Ketika Intisari mencoba, memang sama sekali tidak terasa sakit. "Jika terasa sakit atau malah keluar darah, berarti itu bukan darah yang dimaksud," kata Aly yang mengaku tidak pernah memakai alat lain, semisal pisau bedah.
Selanjutnya, mangkuk kembali ditempelkan dan dipompa. Tindakan inilah yang membuat darah keluar seperti merembes. Perlahan-lahan darah semakin banyak, bahkan menggenang di dalam mangkuk. Dalam bekam, inilah yang dimaksud "darah kotor".
Dalam konsep bekam, darah kotor adalah darah yang tidak berfungsi lagi, sehingga tidak diperlukan tubuh dan harus dibuang. Secara spiritual, "kotor" juga berarti darah itu telah tercemar roh jahat, akibat tindak-tanduk si empunya tubuh yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Kotor juga bisa disebabkan sihir.
Proses pengisapan darah berlangsung tak lebih dari 10 menit. Jika terlalu lama dibekam, pasien bisa merasa sakit karena kulit akan mengelupas. Kecepatan keluar darah setiap orang berbeda. Aly meyakini, orang bertempramen keras, darahnya akan lebih cepat keluar. Namun, ada juga yang keluarnya lambat dengan jumlah sedikit.
Setiap kali terapi bekam dijalankan, biasanya dilakukan dua sampai tiga kali pengisapan darah, tergantung pada jenis keluhan serta volume darah yang keluar. Jika darah hanya keluar seperempat mangkuk setiap kali bekam, pengulangannya lebih sering dibandingkan dengan pasien yang darahnya keluar lebih banyak.
Saat proses bekam berlangsung, pasien biasanya akan sedikit merasa kebas pada bagian yang dibekam. Untuk mencegahnya, terapis akan mengajak untuk menggerak-gerakkan bagian tubuh yang kebas agar darah lancar kembali.
Aly berkisah, setelah berobat, pasien biasanya akan mengaku langsung merasakan manfaatnya. "Jadinya dikira sihir," kata terapis yang belajar membekam dari Ustad Jumali sewaktu berkelana ke Malaysia awal dekade 1990-an. "Padahal ini semata-mata berkah dari Allah."
Seusai dibekam, seseorang dianjurkan meminum minuman hangat, misalnya jintan hitam atau madu. Tidak mau tanggung, orang Arab malah meminum kuah daging kambing. Maka pantangannya adalah meminum es selama beberapa hari. Sebelum dibekam, pasien juga disarankan untuk berpuasa beberapa jam.
Pantangan yang paling utama adalah berhubungan seksual sehari sebelum dan sesudah dibekam. "Kelihatannya tidak masuk akal, tapi jangan coba-coba dilanggar," kata terapis kelahiran Buton yang sehari-hari dipanggil ustad ini. Bekam juga tidak dilakukan pada hari Rabu dan Sabtu, sesuai sunah Nabi Muhammad.
Terapi tanduk
Demi menjaga kebersihan, Aly selalu menggunakan jarum dan pisau cukur sekali pakai.
Sebelum dan sesudah dilakukan bekam, tubuh pasien maupun peralatan akan dibersihkan menggunakan alkohol. Seorang terapis bekam yang baik juga selalu memakai sarung tangan karet saat menangani pasien.
Saat ini pengobatan bekam mencatat kemajuan besar karena menggunakan mangkuk cupping set yang modern dari plastik. Pada masa silam, pernah digunakan tanduk binatang sehingga dinamai terapi tanduk.
Pernah pula dipakai botol bekas kopi instan dan sebagai penghampa udaranya adalah api. "Sakitnya minta ampun," kenang Aly yang kali pertama dibekam pada 1991.
Dengan mangkuk plastik, pasien merasa lebih bersih. Pemompaan dengan hand pump juga dapat mengontrol daya tahan pasien. Alat-alat buatan Taiwan ini mudah ditemui di toko-toko obat dan alat kesehatan. Jika pasien hendak membeli sendiri untuk terapi, Aly mempersilakan.
Terlepas dari rasa risih pasien, bekam sebenarnya tidak melulu harus mengeluarkan darah. Ada jenis bekam kering (hijamah rothbah), di mana kulit hanya disedot dengan mangkuk tanpa dilukai jarum dan keluar darah. Tindakan ini dikenal oleh banyak kalangan sebagai dikop.
Fungsi bekam kering memperlancar aliran darah beku atau mengalirkan darah ke bagian tubuh yang kekurangan. Sepintas mirip kerokan. Biasanya, bekam kering dipakai sebagai kombinasi bekam basah. Misalnya, pada pengobatan impotensi, dilakukan bekam basah pada lima titik di pinggang dan bekam kering pada perut.
Dua dokter
Perbedaan penggunaan teknik bekam ini juga dapat mengindikasikan tingkat keahlian terapis bekam.
Aly mengakui, bekam cukup mudah dipelajari hanya dengan dua atau tiga kali belajar. Bekas murid-muridnya kini sudah tersebar dan nyaris tak terhitung lagi, termasuk dua dokter di Sulawesi yang menjadikannya sebagai alternatif pengobatan. "Tapi jika bekam diterapkan secara tidak benar, kasihan pasien," katanya dengan nada bijak.
Ciri bekam yang benar juga bisa dilihat dari tusukan jarum. Tusukan ini cukup lembut, sehingga tidak langsung keluar darah. Ketika mangkuk dicabut, juga tidak ada darah yang keluar lagi. Luka bekam juga tidak terasa perih di saat pasien mandi selesai berbekam. Luka tidak cukup dalam sehingga pasien diabetes pun dapat dibekam.
Kebanyakan pasien umumnya tidak perlu bolak-balik untuk dibekam. Permintaan justru datang dari pasien sendiri yang kepingin tubuhnya terus disegarkan. Kecuali kasus seperti penyakit jantung dan stroke, menurut Aly, butuh beberapa kali bekam.
"Makanya aneh jika ada pasien yang mengaku berkali-kali dibekam, tapi tidak ada hasil yang baik," kata terapis yang mengaku rutin berbekam setiap empat bulan ini.
Menurut Aly, kini banyak terapi bekam yang ditawarkan dengan berbagai metode. Maklum, pengobatan ini berkembang di beberapa belahan dunia, termasuk beberapa di antara mereka adalah bekas murid-muridnya. Sejauh ini mereka saling berhubungan untuk bertukar pengalaman demi memajukan bekam. "Tapi semua itu adalah cara saja.
Semata-mata kesembuhan memang hanya berasal dari Allah," kata Aly. Bagi yang meyakini, bekam memang salah satu cara yang bisa dipilih. *

Sumber :
http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=365&Itemid=3